"coba kau lihat!, aku masih bisa menulis"
dia tersenyum mendengarku
"lalu, coba kau bayangkan betapa selama ini kau membuatku kelimpungan. bahkan sampai ada yang bilang aku seperti kupu-kupu yang terbang tanpa sayap"
tersenyum untuk yang kedua kalinya
"sekarang, bisa kau tebak apa saja yang aku tulis?"
dia diam, mengerutkan kedua alisnya
"semuanya hanya tentang KESEDIHAN, 98% kesedihan!, kejam kau"
beranjak, ingin menamparnya, tapi urung ku lakukan
"tanganku terlalu hebat hanya untuk menyentuh pipimu, bahkan bisa saja aku tak bisa menulis lagi setelahnya" terdiam sesaat
"sekarang pergilah, lebih baik aku tak melihatmu dari pada menamparmu dan kehilangan magic tanganku ini"
Sunday, May 27, 2012
Saturday, May 26, 2012
Fly away so high...
setinggi anganku
untuk meraihmu
memeluk batinmu,
yang sama kacau karena merindu.. ;)
setinggi anganku
untuk meraihmu
memeluk batinmu,
yang sama kacau karena merindu.. ;)
Thursday, May 17, 2012
Wednesday, May 16, 2012
Tuesday, May 15, 2012
Kau kenapa lagi, pangeran?
berkali-kali peri kecil memanggilmu tapi tak juga kau menyahut.
kau ingin akhiri persahabatan kecil nan indah ini?
Maaf, jika peri kecil terlalu berlebihan memperlakukanmu.
tapi peri rasa tak hanya padamu peri seperti inii
tolong, gubris peri kecil yang mulai malang ini...
berkali-kali peri kecil memanggilmu tapi tak juga kau menyahut.
kau ingin akhiri persahabatan kecil nan indah ini?
Maaf, jika peri kecil terlalu berlebihan memperlakukanmu.
tapi peri rasa tak hanya padamu peri seperti inii
tolong, gubris peri kecil yang mulai malang ini...
Monday, May 14, 2012
Subhanallah..
hidungku benar-benar bermasalah nih..
kehujanan tadi, tapi alhamdulillah gak papa
hanya sering banget bersin..
terus lagi gatel banget ne hidung :(
hidungku benar-benar bermasalah nih..
kehujanan tadi, tapi alhamdulillah gak papa
hanya sering banget bersin..
terus lagi gatel banget ne hidung :(
Sunday, May 13, 2012
Dont disturb me tonight >_<
aku mau menyelesaikan beberapa pekejaan yang terbengkalai..
its about semantics, huuaaaaah :(
lelahnyaaa...
aku pusing!!!
aku mau menyelesaikan beberapa pekejaan yang terbengkalai..
its about semantics, huuaaaaah :(
lelahnyaaa...
aku pusing!!!
Miss melankolis kambuh..
tersiksa jadinya :D
sore-sore flu, aiing!!
kok bisa yaa?
hidung jadi mampet nih :)
yaaa..
nikmati saja_lah.. :D
tersiksa jadinya :D
sore-sore flu, aiing!!
kok bisa yaa?
hidung jadi mampet nih :)
yaaa..
nikmati saja_lah.. :D
Saturday, May 12, 2012
Ruang
ICU Rumah Sakit Kasih Bunda, 03:00 dini hari…
“percayalah
semuanya akan segera membaik” entah, keberapa kalinya aku sudah mendengar
kalimat ini, huh…. Mereka tak tahu
betapa khawatirnya aku saat ini. Aku layaknya kapas, sangat tipis dan terlampau
lemah sedang ketakutan di tepi sungai. Takut terjatuh ke dalamnya, yah… takut
basah kuyup…
teringat tentang khawatir
yang telah menghantuiku, aku takut sebentar lagi akan meninggalkan dunia ini,
aku takut tak bisa lagi menikmati setiap inchi keindahan yang Allah ciptakan,
aku takut untuk jauh dari orang-orang tersayangku. Apalagi setelah ku tahu aku sedang
berada di ruangan serba hijau ini, bukan ruangan serba putih lagi.
***
Sebuah pagi, sebelum
segalanya terjadi dan sebelum khawatir mendiami hati kecilku. Aku baru saja
bersiap-siap untuk ikut ayah ke Medan, menjenguk nenek yang sakit, beliau
sengaja tak mengajak ibu. Katanya lebih baik
ibu di rumah menemani citra, adik perempuanku yang sedang menghadapi UN di
sekolahnya.
Kembali tentang cerita perjalananku dan ayah
ke Medan, sebelum meninggalkan rumah aku merasa ada hal aneh, jantungku serasa
berdebar lebih kencang, aku sendiri tak tahu apa penyebabnya.
Di stasiun kereta api, bulu kudukku berdiri
begitu saja mendengar raungan kereta api di depanku, ini bukan kali pertama aku
berada di stasiun kereta atau bahkan menaikinya, tapi entahlah seperti ada yang
aneh saja dengan diriku. Kereta dan raungannya ini seperti singa yang siap
menerkamku. “ayah ke loket dulu,” begitu kata ayah kemudian berlalu dari
hadapan kami. Aku melihat ibu. Hhhh… berat sekali untuk pergi jauh dari ibu,
jarak Medan ke lampung tidaklah dekat. Aku masih ingin menatap kedalaman cinta
di matanya. Masih ingin terus merasakan dekap sayangnya setiap hari. dia
terlihat membereskan barang-barang ayah. Ku lirik Citra, dia sibuk
membolak-balik buku panduan UN yang kemarin ayah belikan untuknya.
“sibuk banget sih, kamu
pasti lulus” ucapku seraya mengacak-acak rambutnya.
“huh.. kak Nara selalu
menganggap remeh sesuatu” ah… citra. Respon yang membuatku gemas sekali.
“bukan meremehkan, tapi
yakin deh, kalau masih
SD dijamin lulus” Citra merengut, menyebalkan sekaligus lucu.
“Nara…” panggil ibu,
seakan memberi isyarat untuk berhenti mengganggu Citra. “cepat ambil ranselmu,
ayah sudah nunggu di sana.” Ucap ibu dan menunjuk posisi tempat ayah berdiri.
“ibu…” seruku lirih… ibu
menoleh dan kontan langsung memelukku, ugh! Pelukan hangat ini. Aku tak
ingin kehilangan pelukan sehangat ini.
“kamu kenapa sayang? Dari
tadi ibu lihat kamu cemas sekali,”
“Nara takut setelah ini
tak bisa kembali bertemu ibu” kali ini aku sesenggukan, aku menangis…
“hush! Kamu ini, jangan
ngomong sembarangan nduk” ibu melepas pelukannya, beliau sibuk mengusap air
mata di pipiku “sudah ayo cepat, kasihan ayah nunggu dari tadi” ajak ibu lagi
“citra… ayo nak!” ups Allah… air mata bukan hanya meleleh di pipiku tapi di
pipi beliau juga, beliau malah sibuk menghapus air mata di pipiku. Inilah kasih
sayang ibu yang katanya tak terhingga sepanjang masa.
***
“pakai selimutnya, udara
dalam perjalanan seperti ini tidak baik untuk kesehatan” ucap ayah, dalam satu
ruang kereta VIP ini kami memang hanya berdua. Satu jam berlalu. Ayah menimang-nimang
handphone di tangannya sedari tadi,
sibuk membalas SMS dari kerabat di Medan, mengabari mereka kalau kami sudah
berada di dalam
kereta. Aku masih diam, cemas, takut dan… ugh! Sebenarnya ada apa
denganku? Kekhawatiran yang sangat sudah menguasai hati dan pikiranku.
Kini jam sudah
menunjukkan angka 12, ku lihat ayah tertidur, kekhawatiranku bertambah. Takut
tak bisa lagi melihat ayah tidur sepulas ini, huh… tiba-tiba, terdengar
dentuman yang begitu keras, kereta bergetar sangat cepat, ayah terbangun. Lampu
kereta mati begitu saja. Terdengar teriakan gemuruh orang-orang.ternyata kereta
yang sedang ku tumpangi menabrak kereta yang lain. Oh tuhan… kenapa bisa?
Bukankah setiap kereta memiliki jadwalnya masing-masing?
“Nara ayo pegang tangan
ayah!” teriak ayah panik
“ Nara tidak bisa melihat
apa-apa”sesaat terlihat lampu sorot dari handphone
ayah menyinari. Aku bisa melihat keadaan sekitar. Termasuk tangan ayah, ku
coba menjangkaunya. Tapi… brukk!! Kereta oleng ke samping, aku terjatuh. Dan
prannggg…. Sebuah besi besar tubuh dari kereta menindihku, “Nara……” itu adalah suara terakhir ayah yang
ku dengar.
***
Rasa khawatirku memuncak
ketika ku tahu ini sudah hari ke 18 dari koma panjangku. Herannya aku bisa mendengar
segala dari sekitarku. Tangisan ibu, teriakan Citra, dan suara sendu ayah.
Sepertinya keadaan ayah lebih baik
dariku. Dan sore ini, ketika dokter mengabari mereka bahwa tak ada tanda-tanda
aku bisa bangun, ibu menangis sejadinya…ugh ibu aku mendengarmu, tapi aku tak
sanggup tuk sekedar buka mata.” Percayalah, semuanya akan segera membaik”
begitu kata ayah. Aku sudah lelah mendengar kalimat ini, kapan? Aku sudah tak
sabar ayah, tak sabar untuk kembali memelukmu. Ingin sekali ku buka mata
ini,aku sudah berselimut rindu yang sangat. Ingin ku curhat pada Allah segera
saja cabut nyawaku, atau buka mataku. Aku tak ingin menyiksa keluargaku lebih
lama lagi.
Allah…
kapan kau putuskan salah satu dari keduanya?
J
percakapan antar dua manusia..
R: sudah malam, tidurlah..
A: malam tidur, sudahlah! Biarkan..!!!!
R: kamu yang tidur bukan malam..
A: nggak, mata saya masih terbuka lebar.
R: tapi malam sudah menyuruhmu pejamkan mata..
A: hanya mataku kah?? Bagaimana dengan milikmu??
R: mataku??? Malam telah jadi temanku, jadi kan
ku temani ia hingga dia pun menyuruhku..
A: tidak,, aku juga ingin berteman dengannya,
jadi biarkan aku duduk di sebelahmu sambil temani malam. Katakan padanya
berhentilah menyuruhku pejamkan mata.
R: dia menyuruhmu tidur bukan karena dia tak
ingin berteman denganmu tapi kau lebih dari seorang teman baginya, hingga dia
pun tak ingin merepotkanmu, ikutilah nasehatnya...
A: baiklah, katakan padanya aku menyayanginya.
R: ya, kan ku sampaikan lewat udaranya....
Hahahahhahaa...
:D
Pengen
ketawa aja..
Aku lelah, sangat!!
kau, tinggalkanlah aku..
tak apa aku sakit sementara.
dari pada ku tahan saat ini begitu sakitnyaa.
:(
kau siapa?
bukan apa-apa
bukan sesuatu berharga yang harus selalu ku jaga.
kau, bahkan tak memberitahuku hati siapa yang kau puja.
ingin aku tumpah padamu, tapi tak bisa :'(
ugh!!!
kau, tinggalkanlah aku..
tak apa aku sakit sementara.
dari pada ku tahan saat ini begitu sakitnyaa.
:(
kau siapa?
bukan apa-apa
bukan sesuatu berharga yang harus selalu ku jaga.
kau, bahkan tak memberitahuku hati siapa yang kau puja.
ingin aku tumpah padamu, tapi tak bisa :'(
ugh!!!
Untuk Alan
Aku Tak Mengerti
Cinta
“Di bola matamu....
Kerinduan_”
“ Boleh dikata cinta itu
semburat
cahaya dalam hati, ini ada di dalam buku”
“ Aku tanya menurutmu,
bukan apa yang ada dalam buku”
“ Menurutku? Hmm.. apa
ya? Entahlah aku juga tidak tahu, lebih baik kau rasakan saja”
“ Dirasakan? Manis nggak
ya?”
“ Bukan manis tapi indah”
“ Kalau indah bukan
dirasa donk tapi dilihat”
“ Terserahlah! Kamu
membuatku semakin bingung”
Sebuah
percakapan yang tak bisa ku lupakan sampai kapanpun, dia selalu bermain-main
dengan cinta tapi dia sendiri tak pernah
tahu hakikat cinta. Dari percakapan inilah semuanya akan berawal indah, seperti
yang dia katakan.
Serangkai cerita cinta
yang sangat parah bila terus ku pikirkan. Ini tentang Alan, seorang laki-laki
yang belum lama ini ku kenal sempat membuatku bingung karena rasa yang dia oles di dinding hatiku,
mungkinkah itu cinta? Aku
tak mengerti adanya. Oh ya aku mengenal Alan sebatas teman di dunia maya saja.
Aku pun tak pernah bertemu dengan dirinya, sekedar tahu dia dari photo-photo
yang dia berikan pada teman-temannya.
***
Aku tak pernah mempercayai sejuta cerita cinta
yang dia lontarkan
padaku, karena aku benar-benar tak ingin tenggelam pada cinta yang kata
teman-temanku sangat menyakitkan itu. Aku tak mau buang-buang waktuku hanya
karena cinta yang suka mengikat hati manusia. Hm… kembali pada Alan, menurutku
dia merupakan teman yang baik dan sangat menyenangkan untuk sekedar menghibur
diri.
“ Selamat pagi, is
there something special to day?” sapanya pagi itu di telepon,, tiba-tiba
saja senyumku merekah.
“ I think, nothing!,
Alan, pagi banget kamu menelponku? Adakah sesuatu yang ingin kau bagi?”
“ Tidak ada, hanya saja
rasanya pagi ini sangat membosankan kalau tidak ku gunakan untuk mendengar
suaramu yang jernih” hm… dia mulai lagi.
“ Jernih? Emangnya air?
Gombalisasi kamu,” Alan hanya tertawa mendengarku mengatakan kata “Gombalisasi”
tadi, aku akui ini penyalahgunaan bahasa Indonesia.
“ Apaan tuh gombalisasi?
Udah kelas berapa sih kok ngga bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar?”
“ Hm… baru kelas 2 SD
mas,” setelah itu aku mendengarnya tertawa.
***
Hari ini aku dibuatnya
bingung lagi, tentang pengakuannya padaku kalau dia menyimpan rasa aneh yang
aku pun
tak mengerti rasa apa itu. Seperti biasa aku berpura-pura menganggap semua itu
leluconnya saja, mana mungkin dia jatuh cinta padaku? Padahal dia tak pernah
bertemu denganku, jadi lucu, kan? Sebenarnya aku juga bingung harus bersikap
seperti apa karena aku juga merasakan apa yang dia rasakan, kalau dipikir
secara logika sih… ini sekedar rasa semu
yang dirasakan gadis berumur 17 tahun sepertiku dan laki-laki berumur 18 tahun
seperti Alan. Aku harus segera selesaikan rasa semu ini.
“ Jadi menurutmu rasa ini
semu?” tanyanya begitu kelu ku dengar, seperti biasa kami hanya bicara lewat
via telepon
“ Ya, kamu harus yakinkan
diri kamu kalau apa yang kau rasakan hanya semu!” aku berusaha setenang mungkin
“ Va, aku sudah
memikirkan ini matang-matang, dan ku rasa mungkin aku mencintai kamu, dan aku selalu butuh kamu”
“ Mungkin?! Itu hal yang
wajar, aku menemani kamu sms dan telepon setiap hari jadi tak salah jika
tiba-tiba kamu merasa seperti itu, tapi yang jelas ini bukan cinta seperti yang
kamu maksud” aduh Alan, jangan buatku tambah bingung dan tak mengerti.
“ Lalu aku harus
bagaimana menghadapi rasa ini?”
“ Yakinkan dirimu kalau
itu hanya rasa yang semu” aku terus mengulang kalimat itu, aku tak mau
terperangkap oleh permainan seperti ini lagi pula aku tak mempercayai Alan
seutuhnya, maafkan aku Alan…!!
***
Alan belum menghilang
dari duniaku, dia tetap menghubungiku setiap hari. Tak ku pungkiri aku bahagia, dan entahlah tiba-tiba
aku suka dia memperlakukanku lebih dari sekedar teman, bahkan terkadang aku
biarkan dia menghambur sayangnya padaku, karena aku juga menyayanginya tapi aku
tak ingin melebih-lebihkan semua ini. Terkadang aku berpikir jika suatu saat
tanpa sengaja aku bertemu dengan Alan mungkin sikapku akan kaku, dan sulit
menyapanya seperti yang biasa ku lakukan di telepon. Aku berpikir lagi, Alan
aku sangat menyayangi kamu tapi aku tak ingin kita lebih dari sekedar teman...
lebih baik kita lihat semuanya nanti.
Aku..
Aku..
sedang jatuh hati pada pria yang tak pernah ku tahu siapa ia,
kadang ini sangat menyiksa. bahkan sakit begitu dahsyatnyaa..
Aku..
hhmmp :)
hanya menikmati segala, biarkan aku menikmatinya :D
sedang jatuh hati pada pria yang tak pernah ku tahu siapa ia,
kadang ini sangat menyiksa. bahkan sakit begitu dahsyatnyaa..
Aku..
hhmmp :)
hanya menikmati segala, biarkan aku menikmatinya :D
Friday, May 11, 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)