Friday, April 5, 2013

Kabulkanlah

Selamat sore, Kapten..
Aku berjanji, ini akan menjadi yang terakhir kali aku menulis tentangmu.
Aku berjanji, aku tak kan lagi mengungkit apapun itu.
Aku juga berjanji, saat ini aku sudah tidak ingin menyukaimu lagi.
Aku sungguh berjanji, Kapten.

Terima kasih sudah menjadi bagian yang begitu hebat dalam hidupku.
Terima kasih pula sudah sudi memberiku pelajaran yang begitu berharga, tentang siapa, bagaimana dan di manakah aku saat ini.

Aku ingin meyakini, saat ini aku sudah ingin dewasa.
Bukan lagi anak kecil yang begitu menyedihkan di depanmu.
Aku berjanji, Kapten.
Dengan bersungguh-sungguh :)

Surat yang tak terkirim


Untuk Peter Pan :)

Selamat malam, Peter :)
Kemarin, aku mendengar ceritamu dari bibir-bibir manis para gadis
Mereka memberitahuku, kau sedang bahagia

-Entahlah, aku ingin cemburu mendengar itu-

Beberapa detik terakhir seorang pria juga bertanya padaku;
"Masihkah kau tinggal di Pixie Hollow atau telah kembali ke Neverland?" Aku jawab, kau sudah kembali ke sana,
Ke tempat asalmu menyimpan mimpi dan keinginan untuk terus menjaga harta harun yang dirampok oleh kapten bajak laut.

-Lagi-lagi, aku harus cemburu mengingat itu-

Peter, rebutlah segera harta karun yang sangat kau ingini. jika gagal datanglah kepadaku,
di sini, aku punya serbuk peri yang ku yakini mampu penuhi segala butuhmu :)

With love, Tinker Bell :*

Little note

Jangan berlebihan! Ini hanya tentang betapa bulat bumi yang semakin gagal Ia pikirkan. Juga tentang bolehnya manusia memiliki harapan-harapan walau tak ada yang tahu kapan terkabulkan.

“Absurd! Absurd! Absurd!” kata itu berulang kali keluar dari mulutnya, juga lelehan air mata yang seperti tanpa sengaja mengikuti irama yang mendayu-dayu dari dalam hatinya. Beginilah mungkin seorang perempuan bersenjatakan tangis kala tak kuat menahan perih yang tak pernah berlumurkan darah.

“Aku pantas mati.” Gumamnya kemudian. Merasa hari-hari itu sudah sangat takut meninggalkan sejarah. Ia berulang kali meminta angin berhenti berkabar, memaksa hujan tinggalkan saja basah tanpa berair. Percuma! Terlanjur pula! Ia hanya perempuan biasa, penikmat binatang kecil bernama kupu-kupu bermimpi akan pernah memiliki sayap atau bahkan menjelma malaikat. Kenapa begitu? Suatu hari Ia bertanya ‘pernahkah para malaikat atau peri merasakan sakit sedemikian rupa yang ia rasakan?’ pertanyaan yang bodoh memang! pikirnya mereka hanya sibuk terbang kesana-kemari berbagi kebahagiaan, tanpa melukai siapapun tanpa mengorbankan siapapun.
“Tolol! Ini hanya mimpi, mimpi yang aneh. Se-aneh kata mereka. Hentikan sekarang juga menjadi pengkhayal terlalu dalam.” Ia tertidur, kelelahan menarik urat-urat di samping matanya mengeluarkan air mata. Biarkanlah Ia terlelap dan merasakan mimpi yang belum pernah Ia rencanakan.

Catatan lalu untuk kapten


Hujan? Kau takut?
kemarilah, anggap aku payung. Tenang aku pasti melindungimu.
-02MenitBerlalu
Kenapa? percikan airnya masih membuatmu basah?
Ehm, lihat ini! aku menjelma rumah untukmu, genting-genting kasih sayang ini akan membuatmu merasa aman. Sekarang tidurlah, pakai selimut ini..
-24MenitBerlalu
Ada apa? kenapa berteriak? kau juga takut suara petir itu?
Guncangan-guncangan jendela kaca rindu mengganggu tenangmu?
-16MenitBerlalu
Hey, kenapa kau pucat pasi? tenang ada aku.kau begitu mengkhawatirkan :'(

Baiklah, kau tetap di sini, aku pergi sebentar. terbang melewati awan hitam yang membuat matamu begitu kelu, akan kembali ku pinta burung-burung menemanimu bernyanyi dan menari, berharap tawamu menggelegar didengar seluruh isi bumi ini.
Lihat, aku terbang terlalu tinggi kini. tak heran ketika setiap orang tiba-tiba memanggilku Mentari. juga tahukah kau? sudah ku geser pekat ini menjadi pelangi, memancing sesungging senyummu dan kalahkan sinarku.Tapi maaf, malam-malam jenuh itu tak kan biarkan aku terangimu, mereka akan melemparku jauh menjadi tak terintip melebihi seperti yang kau gambar di tengah gunung hijau saat kau kecil.

Dan inilah sebuah kenyataan tentang kita yang terlampau jauh, aku hanya akan di sini, di ketinggian ini. menjaga awan agar tetap putih, menahan langit agar selalu sebiru matamu seperti kemarin sebelum hujan datang.
-64menitBerlalu, hening..kau tertidur pulas, aku bahagia :)
02+24+16+64= 106MenitBerlalu, hujan tak kan mengguyurmu lagi. aku hangatkanmu dari sini..
*kamu yang takut hujan

Wednesday, April 3, 2013

Lagi sama Uun ..

Panas bangett :D